Mengirim barang berharga memerlukan teknik packing yang tepat dan aman. Saat ini, bubble wrap menjadi pilihan utama untuk melindungi barang rapuh. Cara packing bubble wrap yang benar dapat mencegah kerusakan selama proses pengiriman. Selain itu, teknik yang tepat akan menghemat biaya karena barang terlindungi maksimal. Dengan pemahaman yang baik, dapat memastikan barang sampai dengan selamat.
Pengertian Barang Fragile Adalah
Packaging bubble wrap sudah tidak asing lagi di telinga kita semua, salah satunya kata “Fragile” yang bisa dijumpai pada dunia pengemasan. Sebelum mulai kenali cara packing bubble wrap dengan tepat, kenali dahulu apa itu fragile.
1. Pengertian Barang Fragile
Barang fragile adalah item yang mudah rusak atau pecah. Misalnya, peralatan elektronik, keramik, dan barang antik termasuk kategori ini. Kemudian, barang-barang ini memerlukan perlindungan ekstra saat dikirim. Oleh karena itu, pemahaman tentang karakteristik barang fragile sangat penting.
2. Kategori Barang yang Memerlukan Bubble Wrap
Peralatan elektronik seperti smartphone dan laptop sangat rentan terhadap benturan. Selain itu, barang keramik dan kaca mudah retak dengan tekanan ringan. Kemudian, perhiasan dan aksesoris berharga juga membutuhkan perlindungan khusus. Dengan demikian, bubble wrap menjadi solusi ideal untuk semua kategori tersebut.
3. Ciri-ciri Barang yang Mudah Rusak
Barang dengan struktur tipis atau berlubang mudah mengalami kerusakan. Misalnya, piring keramik memiliki permukaan yang rapuh dan sensitif. Selanjutnya, barang dengan komponen elektronik rentan terhadap goncangan. Oleh karena itu, identifikasi karakteristik ini membantu menentukan jumlah bubble wrap.
4. Risiko Kerusakan Tanpa Perlindungan
Barang fragile tanpa perlindungan memiliki risiko kerusakan hingga 80%. Kemudian, biaya kerugian akibat barang rusak jauh lebih besar daripada investasi bubble wrap. Selain itu, reputasi bisnis dapat terganggu karena keluhan pelanggan.
5. Pentingnya Memahami Sifat Material
Setiap material memiliki tingkat ketahanan yang berbeda terhadap tekanan. Misalnya, kaca lebih rapuh dibanding plastik tebal atau logam tipis. Kemudian, pemahaman ini membantu menentukan ketebalan bubble wrap yang dibutuhkan. Oleh karena itu, analisis material menjadi langkah awal yang penting.
Persiapan Sebelum Packing Bubble Wrap untuk Barang Fragile
Sebelum memulai tau cara packing bubble wrap yang tepat, inilah persiapan sebelum packing bubble wrap pada barang fragile yang perlu dilakukan.
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
Bubble wrap dengan ketebalan yang sesuai menjadi komponen utama packaging. Selain itu, lakban berkualitas tinggi diperlukan untuk merekatkan dengan kuat. Kemudian, gunting tajam memudahkan pemotongan bubble wrap sesuai ukuran. Dengan demikian, persiapan alat yang lengkap mempercepat proses packing.
2. Membersihkan Barang yang Akan Dipacking
Kotoran dan debu pada barang dapat merusak permukaan selama pengiriman. Misalnya, pasir halus dapat menggores layar elektronik saat terjadi guncangan. Kemudian, pembersihan memastikan barang dalam kondisi optimal sebelum dikemas. Oleh karena itu, langkah ini tidak boleh diabaikan dalam proses packaging.
3. Mengukur Dimensi Barang
Pengukuran yang akurat menentukan jumlah bubble wrap yang dibutuhkan. Selain itu, ukuran yang tepat mencegah pemborosan material packaging. Kemudian, perhitungan ini juga membantu memilih ukuran kotak yang sesuai. Dengan demikian, efisiensi biaya dapat dicapai tanpa mengurangi perlindungan.
4. Memilih Ketebalan Bubble Wrap
Barang berat memerlukan bubble wrap dengan ketebalan minimal 3mm. Misalnya, peralatan elektronik besar butuh perlindungan ekstra dari benturan keras. Kemudian, barang ringan dapat menggunakan bubble wrap standar 2mm. Oleh karena itu, pemilihan ketebalan harus disesuaikan dengan berat barang.
5. Menyiapkan Ruang Kerja yang Bersih
Area packing yang bersih mencegah kontaminasi pada barang fragile. Selain itu, permukaan yang rata memudahkan proses pembungkusan yang rapi. Kemudian, pencahayaan yang cukup membantu melihat detail saat packing.
Cara Packing Bubble Wrap untuk Barang Fragile

Berikut ini cara packing barang fragile yang perlu diperhatikan agar terhindar dari kesalahan yang mengakibatkan pengemasan tidak nyaman.
1. Teknik Pembungkusan Berlapis
Lapisan pertama bubble wrap harus menutupi seluruh permukaan barang. Kemudian, sisi gelembung bubble wrap diarahkan ke dalam menempel pada barang. Selain itu, lapisan kedua ditambahkan dengan sisi gelembung menghadap keluar. Dengan demikian, perlindungan ganda memberikan absorpsi benturan yang maksimal.
2. Metode Pengikatan yang Kuat
Lakban harus dilekatkan dengan tekanan yang merata di semua sisi. Misalnya, hindari menarik lakban terlalu kencang karena dapat merusak bubble wrap. Kemudian, pastikan setiap sambungan tertutup rapat tanpa celah.
3. Penanganan Sudut dan Bagian Tajam
Sudut barang memerlukan perlindungan ekstra karena rentan mengalami benturan. Selain itu, bagian tajam dapat merobek bubble wrap dari dalam. Kemudian, tambahkan lapisan foam atau kardus di area tersebut. Dengan demikian, integritas bubble wrap tetap terjaga selama pengiriman.
4. Pengaturan Posisi dalam Kotak
Barang yang sudah dibungkus bubble wrap harus diposisikan di tengah kotak. Misalnya, sisakan ruang minimal 5cm di semua sisi untuk material pelindung tambahan. Kemudian, isi ruang kosong dengan bubble wrap atau bahan pelindung lainnya. Oleh karena itu, barang tidak akan bergeser saat kotak diguncang.
5. Pemeriksaan Akhir Sebelum Pengiriman
Guncang kotak secara perlahan untuk memastikan tidak ada pergerakan barang. Selain itu, periksa kembali kekencangan lakban pada semua sambungan. Kemudian, pastikan label fragile terpasang dengan jelas dan mudah terlihat.
Kebutuhan pengemasan yang meningkat memungkina kebutuhan pasokan bubble wrap juga harus selalu siap sedia. Sudah hadir Bubble Wrap Grand yang bisa dipesan langsung maupun online, dengan hubungi WhatsApp berikut.
Kesimpulan
Cara packing bubble wrap yang benar sangat menentukan keamanan barang fragile selama pengirimana. Persiapan yang matang, pemilihan material yang tepat, dan teknik pembungkusan berlapis memberikan perlindungan optimal. Selain itu, penanganan khusus pada bagian rentan memastikan integritas barang tetap terjaga.


