Bubble wrap kertas menjadi alternatif ramah lingkungan untuk kemasan pelindung barang. Namun, kekurangan bubble wrap kertas perlu dipahami sebelum memutuskan menggunakannya untuk keperluan pengemasan. Dengan mengetahui keterbatasan material ini, dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih bahan kemasan yang sesuai.
Mengenali Bubble Wrap Kertas
1. Definisi dan Karakteristik Dasar
Bubble wrap kertas adalah material kemasan yang terbuat dari serat kertas daur ulang. Kemudian, material ini dibentuk dengan struktur gelembung kecil untuk memberikan perlindungan. Berbeda dengan bubble wrap plastik, versi kertas memiliki tekstur yang lebih kasar dan daya tahan terbatas.
2. Perbedaan dengan Bubble Wrap Konvensional
Bubble wrap plastik memiliki fleksibilitas dan ketahanan air yang lebih baik. Selain itu, daya proteksi terhadap benturan juga lebih optimal dibanding versi kertas. Material kertas cenderung lebih mudah rusak saat terkena tekanan berlebihan.
3. Fungsi Utama dalam Industri Kemasan
Material ini digunakan untuk melindungi barang-barang ringan dan tidak terlalu rapuh. Dengan demikian, penggunaan utamanya terbatas pada produk yang tidak memerlukan proteksi maksimal. Industri e-commerce sering menggunakan material ini untuk barang non-fragile.
4. Target Pasar dan Aplikasi
Perusahaan yang mengutamakan aspek ramah lingkungan menjadi pengguna utama. Oleh karena itu, brand yang fokus pada sustainability lebih memilih opsi ini. Aplikasi terbanyak ditemukan pada pengiriman buku, tekstil, dan produk ringan lainnya.
5. Posisi di Pasar Material Kemasan
Bubble wrap kertas menempati posisi niche dalam industri packaging. Selanjutnya, pangsa pasar masih relatif kecil dibanding alternatif plastik konvensional. Pertumbuhan penggunaan bergantung pada kesadaran lingkungan konsumen dan regulasi pemerintah.
Berikut 5 Kekurangan Bubble Wrap Kertas untuk Pengemasan
Berikut ini 5 kekurangan bubble wrap kertas yang bisa dipertimbangkan sesuai kebutuhan untuk pengemasan. Dengan begitu bisa untuk pengemasan tepat sasaran fungsional.
1. Ketahanan Terhadap Air yang Sangat Terbatas
Material kertas mudah menyerap kelembaban dari udara sekitar dengan cepat. Kemudian, struktur gelembung akan melemah dan kehilangan fungsi protektifnya. Barang yang dikemas menjadi rentan rusak saat terkena air atau kelembaban tinggi.
2. Daya Proteksi Rendah untuk Barang Rapuh
Kemampuan meredam benturan dan getaran jauh lebih rendah dibanding bubble wrap plastik. Selain itu, barang elektronik atau keramik tidak mendapat perlindungan yang memadai. Risiko kerusakan selama pengiriman menjadi sangat tinggi untuk item fragile.
3. Durabilitas Terbatas dalam Penyimpanan Jangka Panjang
Material kertas mengalami degradasi alami lebih cepat dibanding plastik dalam kondisi normal. Dengan demikian, kemasan tidak cocok untuk penyimpanan barang dalam waktu lama. Struktur gelembung dapat rusak sendiri tanpa tekanan eksternal setelah beberapa bulan.
4. Biaya Produksi yang Relatif Lebih Tinggi
Proses pembuatan bubble wrap kertas memerlukan teknologi khusus dan bahan baku berkualitas. Oleh sebab itu, harga jual kepada konsumen menjadi lebih mahal dibanding alternatif plastik. Margin keuntungan bisnis kemasan juga berkurang dengan penggunaan material ini.
5. Keterbatasan dalam Daur Ulang Setelah Penggunaan
Kontaminasi dari lem, tinta, atau bahan kimia lain dapat mempersulit proses daur ulang. Selanjutnya, fasilitas daur ulang khusus masih terbatas di berbagai daerah. Ironisnya, material yang dirancang ramah lingkungan justru sulit didaur ulang dengan baik.
Bahan Pembuatan Bubble Wrap Kertas 
Sekalipun mengetahui kekurangan bubble wrap kertas, namun perlu juga untuk mengetahui bahan pembuatan bubble wrap kertas. Berikut ini ulasannya.
1. Serat Kertas Daur Ulang sebagai Bahan Utama
Kualitas serat kertas bekas sangat mempengaruhi kekuatan produk akhir. Kemudian, proses daur ulang dapat mengurangi integritas serat secara signifikan. Variasi kualitas bahan baku menyebabkan inkonsistensi dalam performa produk.
2. Perekat dan Bahan Pengikat
Lem yang digunakan harus ramah lingkungan namun tetap memberikan daya rekat optimal. Selain itu, komposisi perekat mempengaruhi ketahanan terhadap kelembaban dan suhu. Keseimbangan antara ramah lingkungan dan performa menjadi tantangan utama.
3. Aditif untuk Meningkatkan Performa
Bahan tambahan seperti anti-jamur dan penguat serat sering ditambahkan dalam formulasi. Dengan begitu, biaya produksi meningkat dan kompleksitas proses bertambah. Beberapa aditif juga dapat mengurangi aspek ramah lingkungan dari produk.
4. Proses Pembentukan Struktur Gelembung
Teknologi pembentukan gelembung pada kertas lebih kompleks dibanding pada plastik. Oleh karena itu, tingkat kegagalan produksi lebih tinggi dan efisiensi rendah. Proses ini juga memerlukan energi yang cukup besar untuk hasil optimal.
5. Kontrol Kualitas dalam Produksi
Standar kualitas harus ketat untuk memastikan konsistensi produk yang dihasilkan. Selanjutnya, biaya kualitas kontrol menjadi lebih tinggi dibanding produk kemasan konvensional. Perhitungan bahan baku membuat proses ini semakin menantang dan mahal.
Jika membutuhkan stok bubble wrap dengan jumlah yang banyak dan bisa dipesan dengan ukuran tertentu, jika membutuhkan informasi lebih bisa hubungi WhatsApp.
Kesimpulan
Kekurangan bubble wrap kertas meliputi ketahanan air yang rendah, daya proteksi terbatas, dan biaya produksi tinggi. Meskipun menawarkan solusi ramah lingkungan, material ini memiliki keterbatasan signifikan dalam aplikasi kemasan.